wYDCW47if6cKleiypRwqUq9HZh2kI0aAhad9DlQd
Bookmark

Alumunium Foil Sebagai Media Alternatif Seni Rupa Karya Dolorosa Sinaga


Worksop Dolorosa Sinaga



Oleh: Euis Karmila

sangitaharmoni.comDolorosa menyelenggarakan pameran seni rupa pada 6-30 November, bertempat di Galeri  Teras Nuart Sculpture Park  Jl.Setra Duta Raya No. L6 Bandung, Jawa Barat. Dolorosa Sinaga sebagai  perupa perempuan yang telah membawa angin baru pada khazanah patung Indonesia. Begitupun beberapa   dari karyanya terinspirasi dari sosok perempuan, ia telah menerobos tradisi sosial dan ranah seni maskulin sembari menandakan spektrum baru pada seni rupa Indonesia, terkhusus pada dunia patung Indonesia. 

Tentang Dolorosa

Dolo Sinaga lahir di Sibolga, Sumatera Utara pada 31 Oktober 1952. Setelah  menginjak usia 2 tahun, ia menghabiskan  masa kecilnya  di Medan (1954-60) dan  Palembang  (1960-64), sebelum  akhirnya  pindah ke Jakarta pada 1964. Di ibu kota, Dolorosa menetap di wilayah Menteng, Jakarta Pusat, tempat  ia tumbuh dan  dibesarkan dalam rumah tangga Kristen Protestan kelas menengah. Ketertarikan Dolorosa pada dunia seni rupa bermula  ketika  ia melihat ‘’kemerdekaan kreatif’’ dalam menggambar  pada dua  teman sebangkunya  di Sekolah Dasar dan Sekolah menengah Pertama. Kegemarannya dalam menggambar  berlanjut ketika memasuki Sekolah Menengah Atas,  sebelum akhirnya memutuskan untuk menempuh studi seni rupa di Lembaga Pendidikan  Kesenian Jakarta – LPKJ (saat  ini bernama FSRD-IKJ), pada  1971.

Kekaryaan

Dolorosa Sinaga dikenal luas dengan patung-patung berbentuk tubuh manusia yang ia ciptakan. Pengaruh terbesar konsep terhadap ekspresi yang ia pilih  ini datang dari pengalamannya belajar patung di program pascasarjana Advanced Sculpture Course di St. Martin School of Art, London, 1980-82. Dolorosa berada di tengah  pusaran gagasan baru  yang tengah  diusung dosen-dosennya dikampus ini, yang mencanangkan konsep ‘’seni patung dari tubuh’’ (sculpture from the body). Mereka percaya  bahwa seni  patung pada hakikatnya adalah seni tentang manusia  dan  soal ekspresi tubuh. Sementara itu, tanpa pemahaman positif  akan tubuh manusia,  seni patung  menjadi hampa, dekoratif dan dangkal. Seperti yang tercermin dalam karya-karyanya, Dolorosa mengilhami gagasan tersebut sebagai  ideologi dan metode  kerjanya hingga saat ini.

Pameran Dolorosa

Patung Dolorosa Sinaga
Pameran Dolorosa Sinaga (Dok. Euis Karmila)

Dalam pameran dolo, sebenarnya  ada unsur kebaruan yang ingin disampaikan beliau dalam karya seni tersebut, yakni  meliau ingin membuktikan bahwa  seni patung atau seni rupa tidak hanya bisa dibuat dari  bahan batu, tetapi Ibu Dolo Sinaga mencoba mencari alternatif lain yaitu dengan menggunakan alumunium foil serta bahan tersebut bisa ditemukan dimana saja, dan  bisa menjadi karya seni yang menarik seperti halnya seni patung yang sudah sering atau umum dilakukan. Patung yang dibentuk dalam alumunium foil bisa dibentuk menjadi bagian tubuh manusia, penari, interaktif manusia dengan  makhluk lain ataupun bentuk yang sesuai dengan keinginan pembuat atau pengkarya.  Ibu Dolo membuat alternatif lain bahwa record tubuh bisa diabadikan  bukan hanya dengan bahan tanah, pasir, lukisan. Melalui alumunium foil  bentuk wujud-wujud dalam kertas seperti berinteraksi  yang menjadi pose dari pikiran manusia seperti bagaimana tubuh itu menari di kertas, bagaimana tubuh diinterpretasikan ke dalam alumunium foil. Adapun karya yang bersumber dari ketubuhan bukan sebuah fornografi tetapi cara pandang melihat estetika karya itu sendiri. Karena estetika dari tubuh manusia indah tanpa balutan busan  dia tidak melihat dari satu sudut, dia mampu melihat sudut warna garis nilai .

Workshop

Workshop Dolorosa Sinaga
Workshop Dolorosa Sinaga (Dok. Euis Karmila)
Dalam workshop pameran Dolo, terdapat seni interaktif dengan melibatkan peserta workshop untuk ikut mencoba membuat  karya dari alumunium foil dengan dipandu oleh Ibu Dolo sendiri.  Manusia punya kreatifitas membuat sesuatu, bentuk-bentuk patung yg abstrak dan berbeda-beda. Berkat pengalaman tersebut, karya yang dibuat bisa dipajang di pameran sebagai karya pajangan yang menarik  dan unik. Selain itu, kami juga ikut berpartisipasi merespon benda-benda atau karya seni rupa Ibu Dolo, dengan mempersembahkan tarian  improvisasi dan suara musik dari bambu. Pertunjukan karya tersebut mengakhiri  workshop pameran Dolo dan sekaligus moment poto bersama yang dinantikan pengunjung setelah mengikuti workshop tersebut.
Workshop Dolorosa
Workshop Dolorosa

Karya Seni Rupa Alumunium Foil
Karya Alumunium Foil Euis Karmila (Seorang ibu menggendong anaknya)

Terimaksaih telah menyempatkan membaca, Salam Literasi😊🙏


Posting Komentar

Posting Komentar