wYDCW47if6cKleiypRwqUq9HZh2kI0aAhad9DlQd
Bookmark

Artefak Budaya: Situs Taman Purbakala Cipari Kuningan Dari Perspektif Estetika Primordial

   

Taman Purbakala Cipari Kuningan (Dok. Euis Karmila)
Oleh :Euis Karmila 

sangitaharmoni.com - Site Museum Taman Purbakala Cipari berada dilingkungan Kelurahan Cipari Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan Propinsi Jawa Barat, dengan ketinggian dari permukaan laut 661 M, berada di kaki Gunung Ciremai, jarak dari Ibu Kota Kuningan 4 Km dan jarak dari Kota Cirebon 35 Km dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat. Site Museum Taman Purbakala Cipari dengan luas 7.000m² terdiri dari lokasi taman yaitu yang dikelilingi tembok batu setinggi 2M yang luasnya 2.500 m² dan sisanya tempat parkir dan halaman lainnya berikut rumah jaga. Tahun 1976 pembangunan Site Museum Taman Purbakala Cipari Tanggal 23 Februari 1978 diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Dr. Syarif Thayeb.


Patung Manusia Purba (Dok. Euis Karmila)

    Situs kepurbakalaan Cipari ditemukan pada tahun 1972 dengan identifikasi sebuah Peti Kubur Batu yang merupakan salah satu ciri dari pengalaman hidup manusia masa prasejarah. Bertolak typelogi dan steatigrafi beserta kelompok temuan Situs Cipari pemah mengalami dua kali pemukiman yaitu akhir neolitik dan awal pengenalan bahan perunggu yang berkisar pada tahun 1000 s/d 500 sebelum masehi dimana masyarakat tersebut telah mengenal bercocok tanam dan organisasi yang baik beserta kepercayaan nenek moyangnya dengan adat mendirikan batu- batu besar yang disebut dalam ilmu purbakala "Megalit".


 Pintu Masuk Taman Purbakala Cipari  (Dok. Euis Karmila)

    Terlihat pada gambar diatas terdapat gapura batu laki-laki dan perempuan, lalu tengah  atas sebagai harmoni. Disitu terlihat batu berbentuk kotak yang dikelilingi oleh pagar batu, namun sebenarya itu adalah  unsur tambahan bukan asli dibentuk pada jaman dahulu manusia purba, tetapi sudah  masuk pada proyek pemerintah. Karena batu tersebut terdapat tulisan kapital ejaan Bahasa Indonesia.  Terdapat gerbang batu yang di halangi  ditengah batu, hal tersebut merupakan ciri dari simbol gerbang paradoks.  Karena fungsi gerbang untuk sebagai pintu jalan masuk, tetapi dihalangi oleh batu berdiri. Selain itu juga tangga seperti punden berundak, jika dillihat tangga tersebut nampak asli, tetapi  jika diperhatikan Kembali seperti  sudah ada penambahan unsur lain untuk merapihkan tangga  jalan tersebut.

 Denah Letak Batu  Taman Purbakala Cipari Kuningan 

Miniatur ''Denah Batu Taman Purbakala Cipari'' (Dok. Euis Karmila)

Monumen Di Luar Museum

1. Menhir

Menhir adalah sebuah batu tegak kasar yang tidak dikerjakan, disimpan manusia disuatu tempat yang tinggi/bukit untuk kepentingan memperingati seseorang yang sudah mati ataupun masih hidup. Batu tersebut dianggap sebagai medium penghormatan sekaligus menjadi tahta kedatangan roh nenek moyangnya (tempat pemujaan). Menhir sebagai simbol batu laki-laki dan simbol ratu (ucap) karena terdapat batu laki-laki dan perempuan. 

 



Batu Menhir (Dok. Euis Karmila) 


2. Peti Kubur Batu dan Batu Temu Gelang 

Peti Kubur Batu di situs Cipari khususnya umumnya di Kabupaten Kuningan dibuat dari jenis batuan Andesit yang berbentuk sirap, kontruksi peti kubur batu dikenal dengan bentuk swastika karena bentuknya tidak berbentuk persegi panjang tapi menyerupai trapesium.

Peti Kubur Batu di situs Cipari berorientasi ke timur laut barat daya yang menggambarkan konsep-konsep kekuasaan alam seperti matahari dan bulan yang menjadi pedoman hidup meraka dari lahir sampai meninggal perpedoman pada terbit dan terbenamnya matahari.

           



Peti Kubur Batu (Dok. Euis Karmila)
                

Peti Kubur Batu tersebut merupakan wadah untuk mengubur mayat, pada budaya megalit penguburan antara lain meletakan mayat didalam Kubur Batu, karena penguburan merupakan bagian penting dalam situs kepercayaan, sebab dalam penguburan terkandung pengertian masyarakat tentang si mati dan untuk kesinambungan si mati.

Di dalam Peti Kubur tidak terdapat kerangka manusia hanyalah bekal kubur yang didapatkan berupa Kapak Batu, Gelang Batu dan Gerabah. Hal ini Karena keberadaan Peti Kubur Batu di Situs Cipari berada pada ketinggian 661 m dari permukaan laut, tanahnya gembur, subur dan keasamannya tinggi tidak bisa mengawetkan organik terutama tulang menurut penelitian sementara.

Peti kubur batu dan batu temu gelang dalam tataran konsep primordial sebagai lampah (rama). Dunia tengah  dari batu menhir (laki-laki), altar (perempuan), batu temu gelang (laki-laki- perempuan).  Batu temu gelang dengan peti kubur batu yang berdekatan  merupakan bagian dari rama (lampah). 

Peti kubur batu sebagai simbol dari kematian, yang berarti mati adalah kembali pada tuhan (spiritual), karena setiap makhluk yang bernyawa pasti akan mengalami kematian. Hidup dan mati yang tidak dapat dipisahkan, hal tersebut bagian dari keseimbangan yang harus ada pada diri manusia. 

Batu temu gelang merupakan susunan batu dalam bentuk lingkaran, merupakan tempat upacara dalam hubungan dengan arwah nenek moyangnya dan tempat upacara dan musyawarah. Batu temu  gelang juga simbol dari rama (lampah). 

             

            

Batu Temu Gelang (2 lingkaran) (Dok. Euis Karmila)

3. Altar Batu (Punden Berundak)


Batu Altar (Dok. Euis Karmila)


     Sebuah bangunan yang berundak-undak yang dataran atasnya biasanya mengandung benda-benda megalit atau makam seseorang yang dianggap tokoh dan dikeramatkan yang berfungsi sebagai tempat upacara dalam hubungan dengan pemujaan arwah nenek moyangnya.  Altar batu sebagai simbol dari perempuan. Batu altar (punden berundak) merupakan simbol dari resi karena letak posisinya jauh dari ratu rama. Batu altar ini memisahkan diri dari ratu rama,sehingga simbol dari resi merupakan dunia atas. 

    Dalam kosmologi budaya sunda, perempuan merupakan dunia atas, yang diagungkan, sebagai simbol dari sunda. Altar batu (punden berundak) juga merupakan resi (tekad) sebagai simbol langit (dunia atas). 

Peninggalan Batu lainnya

1. Batu Dakon

Batu Dakon Lumpang Batu berupa peninggalan budaya Megalit yang berlubang satu atau lebih, lubangnya berbentuk lingkaran, fungsinya digunakan dalam upacara yang berhubungan dengan pemujaan kepada arwah nenek moyangnya dan berfungsi pula sebagai pembuatan ramuan obat-obatan.

2. Kapak Batu

 Kapak Batu yang ada di Museum Cipari tampak halus namun ada beberapa bagian lain yang kasar, batuan tersebut terbuat dari jenis batuan tanah (selt stone). Batu Rijang, Kwarsa, Yasper Kalsedom dan Batu Padas. Kapak tersebut berfungsi sebagai benda upacara bekal kubur disamping untuk alat mengolah pertanian.

3. Gelang Batu

Gelang batu dibuat dari batuan Kalsedom dan Kwarsa dalam teknik pembuatannya sudah halus, Gelang Batu tersebut ditemukan didalam Peti Kubur Batu dan diluar Peti Kubur Batu yang difungsikan sebagai benda upacara bekal kubur dan perhiasan.

4. Kapak Perunggu

 Kapak Perunggu merupakan salah satu hasil teknologi masa perundagian yang dominan, kapak tersebut difungsikan sebagai benda upacara dan alat.

5. Benda Gerabah

Benda-benda Gerabah sebagai salah satu hasil budaya manusia dan merupakan unsur penting dalam usaha menggambarkan aspek-aspek kehidupan manusia, temuan Gerabah Situs Cipari ada yang berbentuk pragmen dan ada yang masih utuh dengan bermacam-macam bentuk.

Gerabah Situs Cipari nampaknya diproduksi sendiri karena ditemukan pula bahan yang sudah dicampur antara tanah liat dan pasir Gerabah, Gerabah tersebut difungsikan sebagai alat kebutuhan rumah tangga dan bekal kubur.


Posting Komentar

Posting Komentar