Karya Foto Febrika CS |
Oleh: Euis Karmila
sangitaharmoni.com- Fotografi jalanan (street photography) di Indonesia memang sudah banyak digemari dari tahun 2000-an karena mudah dalam pengaplikasiannya. Apalagi di media sosoial sekarang sepertii tiktok instagram konten-konten photography banyak disukai orang. Fotografi jalanan memang tidak hanya berkutat pada penangkapan keindahan visual, tetapi juga pada pengiriman cerita dan pesan. Sebagaimana ‘jalanan’ yang merupakan ruang publik yang memungkinkan terjadinya beragam aktivitas dan interaksi sosial dari berbagai tataran sosial masyarakat. Fotografi jalanan memiliki watak terbuka dan berpeluang melakukan pemihakan secara terbuka pula. Apa yang terjadi di jalanan bersifat rutin, interaktif, spontan, improvisasi, kebetulan, kesalahpahaman, tegangan, dan pamer (show). Di jalanan, ketertiban (order) akan berhadapan dengan kekacauan (chaos; disorder) sekaligus memperebutkan perhatian di ruang publik (Suwarno Wisetrotomo,2018). Selain itu, fotografi berfotensi menggugah kesadaran kritis dan kepekaan estetik dengan caranya yang khas. Karya fotografi jalanan menawarkan gejala visual dan makna berlapis seni, jurnalistik, dokumentasi sosial, politik, karena berada di antara genre fotografi jurnalistik dan fotografi seni.
Adapun Menurut Irwandi (2018) Definisi Subjektif tentang Fotografi Jalanan adalah sebagai berikut.
1. Street photography bisa jadi adalah sekadar memotret jalanan
2. Street photography bisa saja sekadar merekam apa yang dipandang di jalanan
3. Street photography boleh jadi sekadar candid terhadap manusia di jalanan
4. Street photography mungkin sangat personal
5. Street photography bisa merupakan sekadar permainan teknis, fokus, bayangan, komposisi dalam memotret manusia dan jalanan
6.Street photography bisa sekadar merekam mood, bisa pula sangat imajinatif
7.Street photography bisa merupakan pernyataan ideologis dan estetis
8. Street photography bisa pula ekspresif
9. Street photography adalah bahasa ketika memotret kehidupan jalanan
Eksistensi Fotografi Jalanan (Street Photoghraphy)
Dilansir dari tirto.id Pada 1930-an, fotografer jalanan Amerika Walker Evans dan Dorothea Lange terkenal karena proyek fotografinya yang menggambarkan kehidupan selama Depresi Besar di Amerika Serikat. Mereka menunjukkan bahwa fotografi jalanan juga bisa menjadi sarana untuk menyampaikan pesan sosial dan politik. Sejak saat itu, genre street photography terus berkembang. Sekarang, banyak fotografer di seluruh dunia yang terlibat dalam praktik jenis fotografi ini. Beberapa konsepnya pun mengalami pembaruan. Misalnya, perspektif bahwa street photography harus dihasilkan di jalanan kemudian dianggap keliru, termasuk argumen sebaliknya bahwa tidak semua foto di jalanan adalah street photography.
Karya Foto Febrika CS |
Pada akhir abad XIX sebagaimana faham Pada modernism dimulai, terdapat berbagai perubahan besar secara global dalam perkembangan kebudayaan manusia; masyarakat berpindah dari kehidupan pertanian untuk berurbanisasi ke kota-kota. Kehidupan manifaktur, proses produksi, dan kerja kantoran mulai mengganti kehidupan bercocok tanam, yang mengakibatkan hal ini membawa masyarakat dari berbagai aspek kehidupan kota untuk saling mencari identitas budaya mereka masing-masing di dalam ranah kebangkitan pusat-pusat budaya perkotaan di seluruh dunia (Brian Arnold, 2018). Dalam Buku Ilmumination tulisan Walter Bejamin (1999) tentang '' The work of Art in an Age of Mechanical Reproduction'' yang menjelaskan penemuan teknologi fotografi yang telah menggeser cara pandang seseorang dalam berkarya dan memandang karya seni (Harsanto, 2018).
Dalam Street Photografy & Its Discourse yang ditulis oleh Soeprapto Soedjono. Pilihan objek jalanan yang sifatnya sangat umum memiliki keunikan yang tersembunyi 'ordinary' yang kehadirannya sering tidak mendapatkan perhatian cukup untuk mencermatinya setiap apa saja yang terjadi di jalanan tersebut. Banyak hal yang ketika dicermati lebih teliti bisa diabadikan akan memiliki 'nilai humanitas' dan estetis yang tak terduga.
'' ... a good street photograper is remarkable because it makes something very ordinary seems extraordinary.
Karena kemampuan olah rasa dengan tingkat kepekaan melihat secara kasat mata yang berkaitan dengan aspek 'jam terbang' yang dimiliki sang fotografer atau pengalamannya dalam mempersepsi dan menyeleksinya secara visual yang belum tentu dimiliki semua orang. Secara fotografis dalam kaitannya dengan relasi kejiwaan manusia baik sebagai eksekutor fotografi maupun sebagao penikmat dan pemerhati subjek fotografi. secara khusus mungkin keberadaan jalanan dipahami menyiratkan suatu makna kehidupan identitas individu sebuah kota dengan penghuninya ''... constitutes the meaning of an individual urban identity,'' yang sekaligus mempresentasikan aspek identitas kultural, rasial atau jenis etnis tertentu yan terefleksikan secara visual oleh kehadiran subjek utama dan subjek-subjek pendukung pada karya foto tersebut. Oleh karena itu, jalanan yang dipandang sebagai 'setting' yang bervariasi bagi setiap aktivitas dari sang objek foto. Sehingga mereka terabadikan dengan latar dan konteks yang 'sama tapi tidak serupa' sehingga bisa menampilkan tingkat nilai kreatif-estetis yang bereda pula. Sang fotografer menunggu objek yang momennya 'fit' baik secara komposisi maupun dianggap memiliki 'keterkaitan makna'dengan eksistensi seting yang ada sebagaimana yang sering dilakukan Henry Cartier Bresson yang disebut oleh Howart dan McLaren sebagai tokoh fotografer yang layak disebut sebagai ''...certainly one of the greatest and probably still the most influential street photographer to date.''
Karya Foto Febrika CS |
Seperti karya-karya fotografer lainnya menangap pesan yang ada dilingkungan sekitar. Fotografi jalanan (street photography) menjadi sarana bagi fotografer Febrika CS untuk menggambarkan kota Bandung secara visual. Foto-foto tersebut dicermati secara keseluruhan untuk mengetahui gambaran umum tentang Bandung yang diusung oleh fotografer. Dalam foto-foto tersebut, Bandung merupakan kota metropolitan dengan masyarakat yang dinamis. Jalanan tidak pernah sepi dan tidak tidur meskipun di waktu malam. Bangunan, transportasi, para pekerja,mobilitas yang tinggi, menjadi bagian dari visual Bandung, yang sekaligus menceritakan masih adanya kesenjangan ekonomi dan sosial masyarakatnya. Di dalamnya ternyata masih juga terdapat tawa dan kegembiraan.
Karya Foto Febrika CS |
Semangat bertahan hidup, menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari cerita tentang Bandung. Keindahan foto terlihat dari imaji yang ditampilkan mengeksplorasi teknik manual yang disesuaikan dengan kondisi dan situasi serta cerita yang hendak disampaikan. Keindahan lain dalam fotografi jalanan karya Febrika CS ini terdapat dari cerita visual yang tersaji. Fotografi jalanan tidak sekadar cerita tentang jalanan secara fisik, namun juga cerita tentang masyarakat di sepanjang jalan serta perjalanan kehidupan yang dilalui fotografer. Dalam rangka sedang menempuh pendidikannya di Pascasarjana ISBI Bandung, Febrika CS juga menggelar pameran fotografi jalanan pada 11 Juli 2023 yang digelar di Bandung Creative Hub sebagai media untuk mempresentasikan karya-karyanya. Berikut ini adalah beberapa dari hasil karya-karya fotografi jalanan Febrika CS.
Karya Foto Febrika CS |
Karya Foto Febrika CS |
Karya Foto Febrika CS |
Karya Foto Febrika CS |
Karya Foto Febrika CS |
Karya Foto Febrika CS |
Karya Foto Febrika CS |
Karya Foto Febrika CS |
Karya Foto Febrika CS |
Karya Foto Febrika CS |
Terimakasih terlah berkunjung, sedikit membaca tidak apa dari pada tidak sama sekali... Salam Literasi😊🙏
Posting Komentar