iNfo KilAt
Oleh: Euis Karmila
sangitaharmoni.com - Walaupun kedengarannya sangat subyektif untuk memaknai dan mendefinisikan makna simbol. Namun tidak ada salahnya untuk mengetahui ilmu atau pendapat dari berbagai konsepsi. Jadi apa filosofi rebab? Berikut adalah ulasan singkat mengenai filosofi rebab.
Makna Waditra Rebab Dari Konsepsi Orang Jawa
Konsepsi orang Jawa mengatakan bahwa, bentuk rebab dikembangkan dari bangun manusia sedang duduk (bersemedi). Begitupun menurut para ahli gamelan, sebagai visualisasi konsep manusia yaitu rebab raksasa yang serba lengkap peralatannya. Cara membunyikan dengan sikap duduk bersila, posisi rebab yang dipegang dalam posisi tegak dan penggeseknya digerakan ke arah kiri dan kanan secara horizontal dalam pembunyiannya, sebagai simbol proses hubungan sesama manusia dan yang ada disekelilingnya untuk menemukan kesatuan hati yang diinginkan. Artinya keseimbangan antara hubungan vertikal dan horizontal pada setiap diri manusia. Kemudian ujung rebab bagian atas (tegak) menunjuk ke arah manusia manembah pada Tuhannya (Yudhoyono, 1984: 88-90).
Begitupun cara menggesek rebab sebagai simbol penentu arah seseorang bersikap. Manusia akan bicara, bersikap atau pun bertindak apabila ada masalah baik yang datang dari luar maupun dari dalam ( maksud dalam hal ini dianalogikan seperti gesekan rebab kekiri dan kekanan), hal tersebut sebagai ciri dari religiusitas. Ketika menggesek rebab ( memusatkan rasa), setelah menyetel rentang dawainya dengan baik danterarah, kemudian suara yang dihasilkan nyaring (terutama dari kedua telinga) akan hal-hal yang berasal dari luar (bahkan menutup rapat semua lubang yang ada pada dirinya) maka akan ditemui adanya satu alam yang lain.
Keterangan:
- No. 1 dan 2 adalah telingakiri dan kanan pada rebab sebagai alat pengatur kuat lemahnya bentangan dawai.
- No. 3 dawai terbuat dari kawat atau benang, yang aslinya dari bulu ekor kuda.
- No. 4 wadah gema yang beralaskan kulit binatang yang sudah dimasak (badan jasmani).
- No. 5 bentuk hubungan tata lahiriyah yang serba halus dan sopan.
- No.6 penggeseknya (seperti busur panah) yang terbuat dari kayu dengan dawai bulu ekor kuda yang dapat diatur keras lemahnya.
Penjelasan diatas hanya merupakan bagian pokok yang sebenarnya masih banyak lagi bagian-bagiannya.
Makna Simbol Bagian-Bagian Rebab Sunda
Menurut Ubun Kubarsah (1995:35) terdapat makna lain tentang organologi Rebab diantaranya:
1. Wangkis ngadaun seureuh (seperti daun sirih) Bentuk muka. ’’Ngadaun seureuh ‘’, merupakan ukuran yang menunjukan bentuk muka wanita cantik.
2. Dodot yaitu kain pembungkus wangkis, melambangkan keindahan kain (busana) yang biasa dipakai oleh seorang wanita.
3. Suku disebut bitis (betis), melambangkan kaki.
4. Tiang Rebab menggambarkan badan yang tinggi ramping, dengan warna kulit yang disebut hejo carulang (hijau keputih-putihan), oleh karena itu tiang Rebab sering dibuat dari bahan kayu jeruk yang warnanya putih.
5. Pucuk menggambarkan sanggul/ hiasan rambut wanita.
6. Pureut menggambarkan daun telinga.
7.Tumpangsari menggambarkan alis mata.
8. Dampit menggambarkan bibir atau mulut.
9. Pangeset (penggesek) berbentuk gondewa, menggambarkan lengan/tangan wanita cantik. Seperti diungkapkan Perbahasa Sunda ‘’panangan anu ngagondewa’’ artinya menunjukan ukuran bentuk tangan wanita cantik.
Sumber Referensi
Kubarsah, R. Ubun. 1995. Waditra : Mengenal Alat-Alat Kesenian Daerah Jawa Barat. Bandung: Beringin Sakti
Yudhoyono, Bambang. 1984. Gamelan Jawa:Asal Mula Makna Masa Depannya. Jakarta : Karya Unipres
Posting Komentar