Tentang Astana Gede Kawali
sangitaharmoni.com -Situs Astana Gede Kawali dikenal sebagai tempat ziarah yang terletak di Dusun Indrayasa, Desa Kawali, Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat. Situs yang berjaraj sekitar 15 km arah utara dari Kota Ciamis yang berada di bagian timur kaki Guung Sawal, tepatnya pada koordinat 70 11’ 40’’BT. Situs Astana Gde mempunyai dua lapisan budaya, yaitu masa pengaruh Hindu peninggalan Kerajaan Galuh dan Kerajaan Sunda, dan pengaruh Islam ditandai makam-makam keturunan Kesultanan Cirebon.
Kabuyutan Astana Gede di Kawali merupakan kabuyutan Resi yaitu tekad atau kosmos langit. Susuru kabuyutan Rama atau disebut kepala-kepala kampung, serta kabuyutan Ciung Wanara yang terdapat di Karangkamulyan atau kabuyutan ratu. Syarat dari kabuyutan adalah terdapat mata air, hutan, dan batu. Simbol kosmik kabuyutan dapat dibaca ketika adanya simbol langit, bumi, serta dunia manusia. Langit yaitu dunia atas, dunia tengah merupakan dunia manusia, serta bumi yakni dunia bawah. Simbol kabuyutan juga merupakan pasangan dualitas antara laki-laki dan perempuan. Tekad bersifat perempuan, lampah adalah laki-laki, dan ucap adalah penengah simbolnya lelaki-perempuan. Simbol kekuasaan yang terdapat dalam kabuyutan dapat dibaca dari Resi, Ratu , Rama.
Kelompok situs tekad, langit, resi terdiri dari batu pangeunteungan, batu panyandungan, batu panyandaan. Ketiga batu tersebut merupakan simbol laki-laki.
Peninggalan Artefak
Sanghyang Bongkok
Sanghyang Bongkok, Astana Gede Ciamis |
Batu Pangeunteungan
Batu Pangeunteungan, Astana Gede Kawali Ciamis (Dok. Euis Karmila) |
Batu Panyandungan
Batu Panyandungan, Astana Gede Kawali Ciamis (Dok. Euis Karmila) |
Batu panyandungan simbol dari laki-laki, bentuknya langsing, lonjong.
Batu Panyandaan
Batu Panyandaan, Astana Gede Kawali Ciamis (Dok. Euis Karmila) |
Bentuknya pipih dan condong ke satu arah
Makam Panjang (Makam P. Usman)
Makam Panjang P Usman, Astana Gede Kawali (Dok. Euis Karmila) |
Makam panjang atau kuburan panjang, sebagai simbol harmonisasi antara laki laki dan perempuan atau harmoni dualitas laki-laki dan perempuan. Bentuk batu panjang bertanduk adalah simbol rama. Sedangkan batu yang berbentuk segitiga pendek simbol dari ratu atau perempuan. Bentuk pola tetap berulang dari negara sampai ke kampung atau kabuyutan.
Prasasti- Prasasti
Prasasti V (Batu Telapak Tangan dan Kaki)
Prasasti V, Batu Telapak dan Kaki, Astana Gede Kawali (Dok. Euis Karmila) |
Telapak kaki dan tangan yaitu simbol kekuasaan. Pola 5 berulang, jadi 8. 8x5 =40 pancernya 5 jadi 45. Bentuknya seperti wali songo, 9 dewa, astaprata dsb. Seorang raja harus memiliki sifat dari 8 dewa. Raja ini menguasai 8 daerah mandala. Seperti yang di Tarumanegara yaitu Purnawarman. Raja purnawarman merupakan titipan wisnu.
Prasasti Punden Berundak
Prasasti batu Palinggih atau batu tempat duduk merupakan simbol kekuasaan zaman sebelum Hindu, simbol punden berundak dimaknai sebagai pemimpin wilayah tersebut.
Prasasti- Prasasti Lainnya
Alih Aksara:
Ia.
Nihan tapak wa
Lar nu siya mulia tapa[k] I
Na prabu raja wastu
Manadeg di kuta kawa
Li nu mahayu na kadatuan
Surawisesa nu marigi sa
Kulilin dayoh nu najur sakola
Desa aya ma nu pa[n] dori pakena
Gawe rahhayu pakon hobol ja
Ya dina buana
Ib.
Hayua diponah ponah
Hayua dicawuh cawuh
Ia neker ina re[m]pag
Alih Bahasa:
Ia.
Inilah tanda be-
Kas beliau yang mulia
Prabu Raja Watu
[yang] berkuasa di kota Kawa-
Li, yang memperindah kedaton
Surawisesa, yang membuat parit [di] se-
Keliling ibukota, yang memakmurkan seluruh
Desa. Semoga ada penerus yang melaksanakan
Berbuat kebajikan agar lama ja-
Ya di dunia
Ib.
Janganlah dirintangi
Janganlah diganggu
Yang memotong akan ager (=hancur?)
Yang menginjak akan roboh
Alih Aksara:
Aya ma
Nu nosi I
Na Kawali I
Ni pakena ke
Rta be ber
Pakon nan [n]jor
Najuritan
Alih Bahasa:
Semoga ada
Yang menghuni
Di Kawali i-
Ni yang melaksanakan ke-
Makmuran dan keadilan
Agar unggul
Dalam perang
Alih aksara:
Ini perti[n]
Gal nu atis
Ti rasa aya ma nu
Nosi dayoh iwo
Ulah botoh bisi
Kokoro
Alih Bahasa:
Ini pening-
Galan dari [yang] asti-
Ti [dari] rasa yang ada, yang
Menghuni kota ini
Jangan berjudi bisa
Sengsara
Kolam Pemandian Keluarga Keraton Alun-AlunSurawisesa
Sumber Narasumber:
Jakob Sumardjo, Kunjungan Astana Gede Kawali Ciamis Jawa Barat pada tanggal 13 Oktober 2022
Posting Komentar