wYDCW47if6cKleiypRwqUq9HZh2kI0aAhad9DlQd
Bookmark

Filosofi Taoisme: Mengalir Seperti Air

 

Filosofi Taoisme, mengalir seperti air

Oleh: Euis Karmila
sangitaharmoni.comAgama-agama Cina yang popular di dunia adalah Konfusianisme, Budhaisme dan Taoisme. Tiga ajaran ini saling melengkapi antara satu dengan yang lainnya, dan telah dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari orang Cina. Jika Konfusianisme lebih menekankan nilai-nilai etika kehidupan, Budhaisme lebih menekankan mengenai kehidupan setelah mati, maka Taoisme lebih menekankan keserasian hubungan manusia dengan alam. Taoisme (juga dikenal sebagai Daoisme) merupakan  filosofi Tiongkok yang diatributkan dengan Lao Tzu (500 SM) yang mengembangkannya dari agama rakyat di pedalaman Tiongkok menjadi agama resmi negara pada masa Dinasti Tang. 

Selain itu, dilansir juga dari worldhistory.org, Tao-Te-Ching bukanlah ‘kitab’. Tao-Te-Ching adalah sebuah buku puisi yang menyajikan cara sederhana mengikuti Tao dan hidup berdamai dengan diri sendiri, orang lain dan dunia perubahan. Sebuah syair berisi nasihat, “Mengalah dan mengatasi/Kosong dan menjadi penuh/Tekuk dan menjadi lurus” untuk mengarahkan pembaca ke jalan hidup yang lebih sederhana. Alih-alih beradu melawan hidup dan orang lain, seseorang bisa berserah kepada keadaan dan melepaskan hal-hal yang tidak penting. Alih-alih berkeras bahwa seseorang selalu benar, seseorang bisa mengosongkan dirinya sendiri dari kesombongan dan terbuka untuk belajar dari orang lain. Alih-alih berpegang pada pola keyakinan lama dan terikat pada masa lalu, seseorang bisa tunduk pada ide-ide baru dan cara-cara hidup yang baru.

Filosofi ini sesuai dengan Logos dari para pelajar Roma Epictetus dan Marcus Aurelius. Mereka menyatakan Logos adalah kekuatan akal dan bahwa tidak ada hal buruk yang terjadi; hanya interpretasi orang-orang mengenai apa yang terjadi yang membuat situasi kelihatan buruk. Taoisme menyatakan hal yang sama: tidak ada hal yang buruk, hanya kepentingan pribadi kita sendiri yang membuat kita berpikir bahwa sebagian kejadian dalam hidup adalah buruk dan yang lainnya baik. Sebenarnya, segala hal terjadi sesuai dengan aliran Tao dan, karena Tao adalah alam, segala hal adalah alami.

Isi terpenting dari Tao Te Ching yaitu ajaran tentang Wu-wei. Wu-wei merupakan perintah termasyhur bagi penganut Taoisme yang dijadikan pedoman-pedoman dan etika dalam memelihara kehidupan seseorang dan memberikan contoh “jalan” untuk menjadi orang yang bijaksana. Wu-wei adalah hidup yang dijalani tanpa ketegangan. Hal itu merupakan perwujudan yang murni dari kelemah-lembutan, kesederhanaan, dan kebebasan.

Taoisme memberikan pengaruh yang sangat besar selama Dinasti Tang (618-907 Masehi) dan kaisar Xuanzong (memerintah 712-756 Masehi) menetapkan Taoisme sebagai agama negara yang mewajibkan semua orang menyimpan tulisan-tulisan Tao di rumah-rumah mereka. Agama Tao kehilangan pamornya seiring menurunnya Dinasti Tang dan digantikan oleh Konfusianisme dan Buddhisme, namun agama ini masih dipratikkan di seluruh Tiongkok dan di negara lain hingga saat ini.

Pandangan Ajaran Taoisme 

Taoisme
Hidup adalah serangkaian perubahan alami dan spontan. Jangan melawan mereka; yang hanya menimbulkan kesedihan. Biarkan kenyataan menjadi kenyataan. Biarkan hal-hal mengalir secara alami ke depan dengan cara apa pun yang mereka suka.
Life is a series of natural and spontaneous changes. Don't resist them; that only creates sorrow. Let reality be reality. Let things flow naturally forward in whatever way they like. (Lao Tzu)
Pada umumnya manusia didorong untuk menjadi seseorang yang kuat, selalu aktif, menggapai semua impian dan keinginan, menjadi seorang yang ambisius dan menjadi pemenang. Mereka yang pasif dianggap lemah, kalah dan tidak berguna. Kenyataannya benarkah begitu?

Lao Tzu memiliki pandangan lain, pandangan yang mungkin bertolak belakang dengan pandangan mayoritas orang. Lao Tzu yang hidup pada masa 500 SM di Tiongkok, saat itu tidak sabar dengan prilaku orang-orang yang korupsi di lingkungan pemerintahan dan menyebabkan masyarakat begitu menderita dan sengsara. Dia sangat frustrasi dengan ketidakmampuannya mengubah prilaku orang, sehingga dia memutuskan untuk pergi ke pengasingan. Saat ia berusaha meninggalkan Tiongkok melalui celah barat, tetapi penjaga gerbang Yin Hsi pergi menghentikannya, karena mengenalinya sebagai seorang filsuf.  sang penjaga minta Lao Tzu untuk menulis buku sebagai syarat. Lao Tzu kemudian menulis dua buah  karya sastra berjudul Tao dan Te. Kedua kitab tersebut kemudian digabungkan dan dikenal luas sebagai kita Tao Te Ching, kitab yang mengajarkan filsafat Taoisme. 

Hidup seperti air 

"Water is the softest thing, yet it can penetrate mountains and earth. This shows clearly the principle of softness overcoming hardness." - Lao Tzu
Air adalah hal yang paling lembut, namun dapat menembus gunung dan bumi. ini menunjuknan dengan jelas prinsip kelembutan mengalahkan kekerasan. 

Itulah prinsip ajaran Tao. Tao menentang sikap hidup kaku, dalam ajaran tao kelemahan dan kemampuan untuk mengalah dapat menjadi kekuatan besar. Di dunia ini ada dua kekuatan besar yang seimbang Yin dan Yang. Yin terdiri dari unsur yang lebih pasif, keheningan, penerimaan, tetapi juga kelembutan dan fleksibilitas.Sedangkan Yang terdiri dari unsur yang aktif, kecepatan  produktifitas, sifat agresif, terbuka, namun juga sifat keras, kering dan kaku. Saat melihat air maka kita akan menemukan sifat air yang sangat fleksibel selalu mengikuti bentuk tempatnya berada. Ketika di dalam gelas,  dia akan membentuk gelas, namun ketika dia berada di lautan, dia bisa menjadi gelombang yang maha dahsyat. saat dimasak, dia akan menguap, ketika dibekukan dia akan menjadi padat. Ini menunjukan tingkat adaptasi air yang begitu tinggi. Benda yang kaku dan kering akan mudah rapuh, hancur dan mati. sama halnya dengan pikiran manusia yang kaku dan keras. Dunia selalu berubah, ada banyak hal yang dapat terjadi diluar kendali kita. Kita tidak bisa menolak hal-hal baru yang selalu berdatangan. Masalah baru dan perubahan-perubahan. seperti rekan kerja baru, pimpinan baru, perceraian, kehilangan dan bahkan kematian. Jika kita menghadapinya dengan kaku dan keras hati, maka akan terjadi banyak benturan. Sebaliknya jika kita bersifat fleksibel dan melembutkan hati, segalanya akan mengalir menjadi lebih mudah. Air memiliki sifat lembut, meski begitu tidak ada yang dapat mengalahkan kekuatan air. Air bahkan dapat mengalahkan logam atau bahkan batu yang keras. Ini mengajarkan kita untuk tidak memaksakan apapun, kekerasan bukan hanya melelahkan, tapi juga sering kali tidak  menghasilkan apapun, sebaliknya kelembutan dapat menghasilkan perubahan dalam jangka panjang. Bukan hanya menghemat energi, tapi juga menjaga ketenangan pikiran kita. contohnya anak yang di didik dalam keluarga yang keras akan ada banyak kebencian, rasa amarah dan rasa saling tidak percaya. akhirnya anak lebih dekat dengan temannya. pingungan  pergaulan yang belum tentu baik untuknya. Bayangkan bila didik dalam kelembutan, tentu rumahnya akan menjadi tempat paling nyaman baginya. kalau kalian menjadi anak mana yang kalian pilih?

Menyelaraskan Diri Dengan Alam

"Nature does not hurry, yet everything is accomplished." Lao Tzu

Alam tidak terburu-buru, pada akhirnya semuanya akan terselesaikan kata lao tzu.
ajaran taoisme adalah tentang menyelaraskan diri dengan alam, hidup bagai air yang mengalir mengikuti arah arus, tenang, dan tidak melawan arus. Karena melawan arus hanya menguras energi. Tidak pula berusaha berpegangan pada batu karena itu hanya akan membuat kita terhenti.
dalam taoisme mengikuti arus dan percaya pada alam akan membuat hati kita menjadi tenang. Terkadang dalam hidup, tanpa sadar kita berusaha melawan arus, kita pikir kita dapat mengendalikannya, nyatanya banyak yang kita tidak dapat kendalikan. seperti proses pencernaan dalam tubuh, aliran darah, yang akan terjadi di masa depan, bahkan kepada siapa kita jatuh cinta. 

Hidup Di Masa Sekarang 

"If you are depressed you are living in the past. If you are anxious you are living in the future. If you are at peace you are living in the present." Lao Tzu
"Jika Anda depresi, Anda hidup di masa lalu. Jika Anda cemas, Anda hidup di masa depan. Jika Anda damai, Anda hidup di masa sekarang." Lao Tzu
Ajaran tao memiliki keselarasan dengan ajaran stoikisme. Dimana kita menerima segala hal yang datang pada kita dengan ikhlas, apapun hasilnya, tanpa takut akan masa depan, cemas akan hal yang akan datang, apalagi menyesalkan hal-hal di masa lalu. Kita hidup dengan menjalani setiap hal yang kita lakukan saat ini, fokus pada saat ini dengan tanpa keraguan. Jika kalian sulit untuk fokus pada saat ini, maka berhentilah sejenak, tarik nafas dalam-dalam dan rasakan setiap tarikan nafas. Lalu fokuskan diri pada apa yang kalian lakukan saat ini, pikiran, hati,  dan tubuh. 

Kekuatan Dari Tidak Melakukan Tindakan (Wu Wei)

"Do you have the patience to wait until your mud settles and the water is clear? Lao Tzu
Apakah kamu memiliki kesabaran untuk menunggu sampai lumpurmu mengendap dan airnya jernih? Lao Tzu 
Seperti yang pernah disebutkan sebelumnya, tidak semua hal memerlukan campur tangan kita, terkadang memutuskan untuk tidak melakukan apa-apa menjadi keputusan yang lebih bijaksana. sabar dan tunggulah alam yang menyelesaikannya. layaknya lumpur yang membuat air keruh, kita hanya perlu menunggu sebentar sampai lumpur tersebut mengendap, maka kemudian air menjadi jernih, dan segalanya menjadi lebih jelas. Taoisme meyakini kekuatan dari tidak melakukan tindakan atau wu wei. Dalam ajaran wu wei, seseorang sebaiknya membatasi kegiatan-kegiatannya pada apa yang diperlukan dan apa yang wajar. dan terkadang tidak melakukan tindakan adalah jalan terbaik.

Manusia  selalu ingin mengendalikan semuanya sehingga menjadi seperti yang dia inginkan. Pada dasarnya tidak semua masalah harus kita selesaikan karena tidak semua masalah juga dapat kita selesaikan , tidak semua hal membutuhkan campur tangan kita, sebagian akan terselesaikan sendiri bersama alam seiring berjalannya waktu dan campur tangan kita bisa jadi justru  mengganggu alurnya. Ketika manusia memaksakan diri menyelesaikan semua hal, terlalu ambisius untuk meraih semua hal, yang dia dapatkan belum tentu kesuksesan. Bisa jadi yang di dapat hanyalah depresi, kekecewaan dan kegagalan. Bayangkan jika kalian sudah merasa ingin menikah, namun kalian belum memiliki pasangan, kalian terus mencari dan mencari dengan menggunakan berbagai cara, padahal pada dasarnya jodoh sudah ditentukan oleh tuhan sebagai jalan takdir. Banyak hari kalian habiskan dengan kegelisahan, nyatanya seperti kata pepatah, jodoh pasti bertemudalam cara yang tak disangka-sangka. Bisa jadi dia sudah ada di hidup kalian.

Tidak Berfokus Pada Hasil   

Success is as dangerous as failure. Hope is as holloe as fear. Lao Tzu. 
Sukses sama berbahayanya dengan kegagalan. harapan sama hampanya dengan ketakutan. kata Lao Tzu.
Ketika kita terlalu memikirkan masa depan, maka kita akan banyak melewatkan hal-hal indah pada hari ini. Kita kehilangan moment berharga pada hari ini. apabila hasilnya ternyata tidak sesuai dengan harapan, maka kita akan kecewa. kadang untuk mencapai sesuatu yang sangat kita inginkan.KIta jadi melakukan hal-hal bodoh, melanggar norma, melanggar aturan. 
padahal ternyata kemampuan kita ternyata masih pada level yang sama. Apabila kita berfokus pada kemampuan kita, maka tujuan-tujuan seperti apapun dapat terukur.Namun bila yang menjadi fokus  adalah jabatan tertentu, nominal uang tertentu, maka kita bisa saja melakukan hal yang tidak semestinya.  
Pikiran kita akan masa depan telah melumpuhkan diri kita disaat ini.  Apakah waktu kita akan benar-benar sampai di masa depan? 

Melepaskan Hal Yang Berlebihan 

He who knows that enough is enough will always have enough. (Lao Tzu)
Dia yang tau bahwa cukup adalah cukup, akan selalu merasa cukup, kata Lao Tzu. 
Pada dasarnya manusia selalu ingin berada di puncak.Memperoleh tempat tertinggi, meskipun kenyataannya pohon yang tinggi akan memperoleh tekanan angin yang kuat. dibutuhkan usaha yang luar biasa untuk bisa mendapatkannya. Karena semua pasti menginginkannya. Pohon yang lebih rendah secara bersama-sama akan lebih aman, lebih sedikit musuh, lebih sedikit kompetisi. Apakah kita benar-benar membutuhkan semuanya?

Seekor tikus minum dari kolam penuh air, dia minum tidak lebih dari perutnya, itulah perumpamaannya. Bahwa kenyataannya kita hanya membutuhkan sedikit saja, namun sering kali kita ingin memiliki semuanya. Ambil yang kita butuhkan dan lepaskan sisanya.  Maka kita akan melepaskan harta yang menjadi sel penjara bagi manusia. 

Taoisme mengajarkan bahwa hidup manusia telah digariskan oleh langit, manusia sudah memiliki jalannya masing-masing. Yang perlu dilakukan manusia hanyalah memahami jalan itu dan mengikuti jejak tanpa memaksakan pandangannya yang sempit, tanpa menyalahi aturan atau bahkan menentang alam demi keuntungan pribadi. Saat manusia menjadi sombong dan melakukan hal diluar kemampuannya, maka suatu saat dia akan mendapatkan celaan yang dapat membuatnya berduka atau menderita. Yang terpenting adalah bagaimana menjadi manusia yang puas dalam hidup dan merasa cukup.
Memahami orang lain adalah kecerdasan, memahami diri sendiri adalah kebijaksanaan  sejati, menguasai orang lain adalah kekuatan, menguasai diri sendiri adalah kekuatan sejati. Lao Tzu

Setiap agama mempunyai cara untuk mengendalikan diri sendiri bahkan yang tidak beragama sekalipun punya caranya sendiri. Mempelajari filsafat berbagai agama bukan untuk menjustifikasi siapa yang benar dan salah, tetapi ada hal-hal yang memang tidak bisa dikendalikan. Dunia selalu berubah, ada banyak hal yang dapat terjadi diluar kendali kita. Kita tidak bisa menolak hal-hal baru yang selalu berdatangan. Masalah baru dan perubahan-perubahan. Setiap manusia punya kebebasan, untuk membentuk, menemukan sendiri makna hidupnya. Jadi tidak bisa dipaksa, setiap orang memiliki makna sendiri di dalam hidupnya. 



Posting Komentar

Posting Komentar