wYDCW47if6cKleiypRwqUq9HZh2kI0aAhad9DlQd
Bookmark

Sekilas Asal Mula Julukan Kota Kuda Kuningan, Jawa Barat

Kuda Kuningan
Taman Kota Kuningan, Jawa Barat

Oleh: Euis Karmila

sangitaharmoni.com- Kabupaten Kuningan yang dijuluki sebagai Kota Kuda merupakan salah satu  kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Barat, Indonesia yang berjarak 150 km dari Bandung dan 43 km dari Cirebon. Berbatasan dengan Kabupaten Cirebon di utara, Kabupaten Brebes di timur, Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Cilacap di selatan, dan Kabupaten Majalengka di barat. Selain itu, Kuningan  terkenal tempat bersejarah   gedung Perundingan Linggajati. 

Taman Kota Kuningan Jawa Barat
Taman Kota Kuningan, Jawa Barat

Salah satu  ikon Kota Kuningan yang  paling  mencolok ialah hewan Kuda (equus caballus). Dalam buku yang berjudul '' Sejarah Kuningan dari Masa Prasejarah Hingga Terbentuknya Kabupaten '' karya Edi S. Ekadjati (2003) yang menyatakan bahwa Kuda dijadikan sebagai ikon Kota Kuningan ialah  kuda perang yang tangguh, meski kuda  tersebut berperawakan kecil, akan tetapi memiliki  tenaga yang kuat dan dapat  bergerak lebih gesit dibandingkan dengan kuda yang lain. Munculah suatu adagium ''Kecil-kecil kuda Kuningan'' atau masyarakat Kuningan menyebutnya dengan '' Leutik-leutik kuda Kuningan''. 

Taman Kota Kuningan Jawa Barat
Taman Kota Kuningan, Jawa Barat

Konon kuda berwarna putih yang dinamai Windu,  dijadikan tunggangan Pangeran Adipati Ewangga (Adipati Kuningan) untuk memenangkan perlawanan pada masa perjuangan dalam hal membantu penyebaran Islam di  Jawa bagian  selatan, yaitu melawan Kerajaan Galuh, Ciamis . Kemudian nama Windu tersebut diimplementasikan pada beberapa nama kelurahan dan desa di Kabupaten Kuningan seperti Winduherang, Windujanten, dan Windusengkahan, serta  dijadikan  sebagai ikonik oleh masyarakat Kuningan sekaligus diabadikan sebagai bentuk logo pemerintahan Kabupaten Kuningan. 

Logo Kabupaten Kuningan
Logo Kabupaten Kuningan, Jawa Barat


Taman Kota Kuningan Jawa Barat
Taman Kota Kuningan, Jawa Barat

Sejarah peresmian patung kuda sebagai ikon Kota Kuningan diawali  dengan penyatuan dua wilayah. Beredar asumsi di masyarakat  bahwa penyatuan dua wilayah tersebut terjadi pada masa penyebaran agama Islam ke wilayah Kuningan oleh Syeikh Syarif Hidayatulloh sebelum terbentuknya Kabupaten Kuningan yang utuh seperti sekarang. Dua wilayah yang menjadi penyatuan adalah wilayah timur  (Luragung) dan wilayah barat (Kuningan), yang kemudian  dalam rangka mendirikan Keadipatian Kuningan, kedua wilayah tersebut  disatukan menjadi satu wilayah bernama Kabupaten Kuningan.  Dari hal tersebut, terjadilah moment pelemparan  bokor dari curug bernama Curug Citenjo dengan tujuan untuk menentukan wilayah ibu kota baru Kabupaten Kuningan. Konon, bokor tersebut  jatuh di suatu tempat  yang sekarang disebut dengan Alun-alun atau Taman Kota Kuningan (Tamkot) dan sekarang menjadi titik pusat  wilayah kota Kuningan sampai saat ini. Sehingga dari peristiwa tersebut Kuningan mendapat julukan Kota Kuda dan masyarakat Kabupaten Kuningan menyebut Kuda adalah akronim dari bahasa  dari ''Kukuh dina dada'' dalam bahasa Indonesia artinya yang tersimpan kuat di dada. 


Posting Komentar

Posting Komentar