wYDCW47if6cKleiypRwqUq9HZh2kI0aAhad9DlQd
Bookmark

Film Budi Pekerti 2023: Implikasi Cyber Bullying?

 

Poster  film budi pekerti 2023

Oleh: Euis Karmila 

sangitaharmoni.com-  Film budi pekerti yang tayang pada 2 November 2023 merupakan film yang ditulis dan disutradarai oleh  Wregas Bhanuteja, yang diproduksi oleh Rekata Studio, Kaninga Pictures, KG Media, Momo Film Co, Masih Belajar Project. Pemain  dalam film ini diperankan oleh Sha Ine Febriyanti,  Angga Yunanda, Prilly Latuconsina, Dwi Sasono, Omara Esteghlal, dan Ari Lesmana. 

Sinopsis Film Budi Pekerti 

Prani (Sha Ine Febriyanti) adalah seorang guru BK yang video perselisihannya dengan pengunjung pasar menjadi viral di media sosial. Akibat tindakannya yang dinilai tidak mencerminkan pribadi seorang guru, ia dicari-cari kesalahan lainnya dan terancam kehilangan pekerjaan. Kedua anaknya Tita (Prilly Latuconsina) dan Muklas (Angga Yunanda) berusaha membantu Ibunya menyelesaikan permasalahan ini sambil menjaga agar Bapak mereka, Didit (Dwi Sasono) yang sedang mengalami depresi tidak mengetahui hal ini.

(Video trailer film Budi Pekerti: https://youtu.be/ir7i-QpMOHQ?si=HLuLP8lUf0NJWG0C)

Moralitas  ''Budaya Judgement''

Film yang berdurasi 1 jam 50 menit, mengungkap banyak hal tentang isu-isu ketimpangan sosial yang relate di masyarakat saat ini. Perjuangan seorang guru dalam  mempertahankan karirnya sebagai tenaga pendidik. Guru yang memiliki cara pandang bahkan metode pengajaran yang khas bagi mereka yang melanggar atau tidak sesuai dengan aturan, seperti Bu Prani yang menggunakan metode 'refleksi' sebagai cara untuk mendidik siswanya. Tetapi hal tersebut malah dipandang sebagai cara psikopat membunuh karakter siswa, yang ada hanya trauma berkelanjutan. 

REVIEW BUDI PEKERTI 2023

Konflik mulai memanas ketika framing-framing yang diambil dari peristiwa atau kejadian yang sengaja dipotong, bahkan tanpa mengetahui kebenarannya. Dalam hal ini Bu Prani mengambil nomor antrian membeli kue putu tetapi secara tidak sengaja terlihat bapak dengan kaos elang menyerobot nomor antrian dengan membisikan kepada salah satu pelanggan untuk menukar nomor antrian miliknya. Ironinya apa yang terjadi terdokumentasikan tetapi hanya bagian yang terlihat saja, sehingga kesalahpahaman terjadi, apalagi ketika Bu Prani mengatakan kalimat  ''Ah Suwi'' tetapi di framing menjadi ''ASU''. Dua kalimat tersebut tentulah berbeda.  Ah Suwi artinya lama, sedangkan ASU kalimat mengumpat yang artinya anjing.  

Dilansir dari kominfo.go.id. tentang Pasal 27 ayat 3 UU ITE menyebut melarang setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik. 

Hirarki tentang Pasal 27 ayat 3 UU ITE yang juga disebut pasal karet sebagai pasal berbahaya bagi orang yang tidak paham persoalan dunia maya. Kemudian disalahgunakan  untuk menghakimi orang, menuduh orang lain dengan tuduhan palsu, tidak berujung dengan keadilan yang hakiki. Bullying yang bertubi-tubi,  karena mengingat Bu Prani adalah seorang guru konseling yang dianggap tidak bisa menjaga perkataan dan mengontrol emosinya dengan baik, bagaimana bisa kata-katanya dipercaya ketika hal yang selalu diajarkan tentang refleksi untuk dirinya sendiri tidak diaplikasikan?

REVIEW BUDI PEKERTI 2023

Media sosial selalu menciptakan ilusi konektivitas, tidak memperbaiki apapun tetapi hanya memperkuat banyak hal. Begitupun bagi pengunggah video tersebut, kemudian dijadikan clikbait yang disalahgunakan untuk kepentingan menjatuhkan orang lain. Konten-konten tersebut dibuat dengan kekinian, seperti bagian Ah Suwi, terdengar ASU dijadikan lagu DJ remix yang terjadi seperti sekarang, segala hal yang mudah viral. Setelah viral kemudian membuat video klarifikasi, itulah yang sedang terjadi di negri ini. Banyak yang termakan hoax karena potongan video yang trending yang ada di sosial media tanpa memperhatikan, mempertimbangkan, memikirkan apa yang disebut dengan privasi. Tanpa disadari dari hal tersebut bisa memunculkan opini trauma. orang hanya tau dari apa yang terlihat secara kasat mata tidak melihat dengan dua sisi. Judgement memang selalu menang, mengkritik tapi dikritik tidak mau adalah budaya kita. Karena mengamati dan mengalami adalah dua hal yang berbeda.  

REVIEW BUDI PEKERTI 2023

Ada satu hal yang juga menjadi sentral dari cerita film ini. Muklas  Animalus, seorang anak yang berprofesi sebagai konten kreator ''membuat konten animalus'', memberikan refleksi dengan cosplay menjadi binatang. Sembari menyelam minum air, untuk mendapatkan citra yang baik dari followers, endorsan double funding. Seorang anak ini rela melakukan apa saja sebagai pencitraan untuk menyelamatkan  eksistensinya sebagai konten kreator yang memiliki banyak followers. Moralnya yang buruk, dia rela memanifulasi berita dan bahkan tidak mengakui ibunya hanya demi menjaga citranya.

Berkikut ini adalah cuplikan video tentang konten refleksi dengan cosplay menjadi animalus, dengan tujuan bagi yang sering merasa dunia ini terlalu berisik, anxiety atau panic attack sering baper karena mendengar apa kata orang,  dengan bantuan earplug yang membuat pendengaran menjadi kedap lalu pejamkan mata, tarik nafas, dengarkan detak jatung animalus seperti sedang berada di rahim ibu, abaikan komentar negatif orang. 



 

Situasi memburuk masalah demi masalah menjadi sangat serius ketika Bu Prani sebagai seorang guru yang akan diangkat sebagai kepala sekolah justru mendapatkan hukuman, bahkan terancam dikeluarkan.  Dengan kondisinya sebagai kepala keluarga karena suaminya yang sedang sakit karena trauma, ekonomi yang juga mengandalkan dari pekerjaan anaknya. 

REVIEW BUDI PEKERTI 2023

Film keluarga ini sangat relate yang mengajarkan berbagai pesan moral, dan nilai-nilai kebersamaan dalam keluarga, seperti judulnya budi pekerti.  Judgemental baik sebagai sosok guru maupun sosok ibu, kemudian, air mata sebagai respon alamiah  ketika menonton ini.  Tangis, haru, sedikit nuansa komedi. Tetapi karena sentral dari film ini mengangkat kasus guru yang terjadi saat ini, ketika guru memberi pelajaran langsung dilaporkan. Seperti kasus yang terjadi pada guru ketika mendidik  dengan cara orang tua zaman dahulu, ketika diterapkan pada saat ini, hal itu tidak berimpact sama sekali, yang terjadi hanya ada pengaduan atas perbuatan yang tidak menyenangkan.  Pelaporan dengan cara memviralkan lebih menyakitkan dari hanya sekedar dipukul biasa. Karena ketika hukuman tersebar di sosial media, jejak digital itu masih ada, terkecuali di take down sebelum menyebar.

Sisi gelap media sosial adalah sesuatu dalam hitungan detik, apa pun bisa meledak di luar proporsi dan keluar dari konteks. Dan sangat sulit untuk tidak terhanyut dalam semua itu. - Nicola Formichetti

 Akhir cerita yang ditandai dengan Bu Prani mengundurkan diri sebagai guru, sekaligus pergi dari tempat yang menghakimi keluarganya. Alur cerita yang menggantung ini, kemungkinan ada kelanjutannya Budi Pekerti 2. 







Posting Komentar

Posting Komentar