Oleh : Euis Karmila
sangitaharmoni.com- Animo apresiator yang sangat berantusias untuk datang memenuhi kursi, pada pertunjukan teater Karya/Sutradara Benny Yohanes berjudul Diffusion yang diselenggarakan di Gedung Kesenian Sunan Ambu ISBI Bandung, pada 22 November 2023 pukul 19.30. Pertunjukan ini mengangkat isu-isu cara berpikir masyarakat primitif tentang mitologi yang ada di Jawa Barat seperti mitologi tokoh Dayang Sumbi yang bersetubuh dengan anjing yang bernama si tumang. Adapun isu lainnya sebagai efek transisi perpindahan budaya tradisi dan budaya urban.
Setiap dari transisi adegan selalu ditandai dengan simbolis, adapun selingan seperti dancing, yang mana dalam kostum pemainnya menerebos unsur ketradisian. Seperti laki-laki berdandan menyerupai perempuan, dan perempuan berdandan menyerupai laki-laki. Konsep urban terlihat jelas dalam garap teater modern ini. Bentuk satir dan sarkasme dalam pertunjukan ini sangat mencolok baik secara visual maupun narasi atau dialog.
Estetika visual yang dihadirkan dalam pertunjukan ini, begitupun gema suara musik, tata cahaya sanggup membius penonton untuk tetap fokus dalam pertunjukan. Garap teater dengan gebrakan mendobrak secara konvensi, tidak seperti teater pada umumnya yang banyak narasi atau dialog, tetapi lebih banyak memvisualisasikan lewat simbolis atau tanda-tanda melaui manusia sebagai subjek sekaligus objeknya. Narasi bukan hal yang utama atau dengan kata lain narasi hanya difungsikan pada part-part tertentu dalam pertunjukan ini, tetapi unsur tarian dan drama musikal sangat mendominasi dalam pertunjukan ini.
Demonstrasi dari pecahan-pecahan unsur konvensi yang digarap dengan non konvesional. Mengangkat dari sisi logika mistika, bahwa apa yang ada di ketradisian yang berbentuk mitologi tidak semuanya harus dipercaya. Budaya berpikir masyarakat yang terlalu percaya dengan hal-hal yang berbau dengan supranatural seperti mistis, mitos, yang belum tentu teruji validitasnya, yang pada dasarnya logika mistika dapat terjadi karena disebabkan oleh dua faktor yaitu pengaruh kepercayaan animisme dan dinamisme, dan pengaruh penjajahan kolonial, karena masyarakat indonesia sudah terbiasa berpikir pasif dan bergantung pada kepercayaan roh nenek moyang dibandingkan untuk berpikir berdasarkan sains ketika menyelesaikan masalah.
Pertunjukan ini melebur dalam kesarkasan antara hal yang konvensi kemudian menjadi non konvesi yang masih dianggap sebuah ketabuan.
Posting Komentar