Oleh: Euis Karmila
Gerakan 7 kebiasaan anak Indonesia hebat yang siap diluncurkan sebagai program wajib di sekolah-sekolah yang ada di Indonesia sebagai media untuk menumbuhkan sikap tanggung jawab kepada diri sendiri dan lingkungan. Dengan harapan bisa mencetak generasi yang bisa menghadapi tantangan global. Gerakan ini diluncurkan untuk mewujudkan generasi emas di tahun 2045.
Sebelum membahas mengenai 7 kebiasaan anak Indonesia, inilah 7 kebiasaan anak Indonesia hebat di antaranya;
1. Bangun Pagi
kebiasaan ini membantu anak mendisiplinkan untuk beraktivitas di pagi hari
2. Beribadah
membantu memperbaiki hubungannya dengan yang maha kuasa atau Tuhannya.
3. Berolahraga
menjaga imunitas agar tetap fit
4. Makan Sehat dan Bergizi
membantu pertumbuhan dan nutrisi yang bukan hanya untuk kepentingan kerja otak melainkan tubuh yang membutuhkannya. Perlu di ketahui bahwa makanan sehat dan bergizi bukan hanya di dapat dari makan-makanan yang terlihat enak seperti daging. Hal tersebut bisa disesuaikan dengan keuangan orang tua dan pentingnya mencari tahu apa saja makanan yang sehat dan bergizi tetapi murah
5. Gemar Belajar
belajar disini bisa memiliki arti yang luas, apapun dipelajari, sehingga menumbuhkan critical thingking atau berpikir kritis.
6.Bermasyarakat
bermasyarakat bisa diaplikasikan hanya dengan mengikuti organisasi atau perkumpulan masyarakat, membentuk rasa solidaritas, membangun jiwa leadership, serta kemampuan percaya diri dalam mengemukakan pendapat.
7.Tidur Cepat
manfaat tidur cepat memang tubuh dan otak menjadi lebih fresh bagi anak karena begadang tidak baik bagi kesehatan dan mental anak secara psikologis.
Program tersebut pada dasarnya sangat bermanfaat dan positif dilakukan bagi yang benar-benar melakukannya. Sulitnya menumbuhkan kesadaran kepada siswa-siswa yang dasarnya memang tidak punya kesadaran untuk bertumbuh.
Jika kita melihat dengan seksama, program 7 kebiasaan anak Indonesia Hebat ini sebetulnya merupakan tugas orang tua. Seperti yang kita ketahui bahwa tidak semua orang tua punya gaya parenting yang baik dan diterima oleh anaknya. Kita lihat dari 7 kebiasaan tersebut yang biasa dilakukan di sekolah dan biasa diarahkan dengan konsisten adalah berolahraga seperti senam setiap mata pelajaran olahraga, mungkin beribadah bisa diarahkan oleh guru PAI tapi kebanyakan siswa menghindari hal-hal yang berbau agamis ketika mental pergaulan yang kurang terdisiplinkan dengan baik oleh orang tuanya.
Sehingga hal tersebut dibebankan kepada sekolah, untuk mendidik dan mencetak anak menjadi lebih berubah sikap ke arah yang lebih baik. Namun terkadang sekolah juga merasa kesulitan dengan tantangan yang dihadapi sekarang karena banyaknya kasus tentang murid melaporkan guru ketika guru memberikan arahan yang baik ketika perilakunya memang patut di berikan hukuman yang sedikit mendidik. Oleh karena itu, banyak siswa yang tidak mendengarkan guru karena mereka sudah melihat kejadian sebelumnya dan lebih berani membela diri.
Memang cara mendidik zaman dahulu dan sekarang berbeda, dahulu sangat mudah mendisiplinkan anak karena peran orang tua juga menyerahkan sepenuhnya kepada guru untuk mendidik anaknya, selama hal itu benar-benar hal baik. Namun berbeda dengan sekarang, tersentak sedikit melapor orang tua dan akhirnya guru di marahi habis-habisan karena anaknya terlalu menganggap hal tersebut sebagai suatu kejahatan. Mangkannya mental anak sekarang kebanyakan lembek karena terbiasa di manja dengan tidak melihat dari sisi lain ketika anak tersebut tumbuh dewasa akan seperti apa bergantung dari pendidikan sejak dini.
Tidak dapat dipungkiri bahwa orang tua yang tidak dibekali ilmu parenting dan hanya tahu cinta dan menikah tanpa memikirkan mental sebagai orang tua untuk mendidik anak sesuai zamannya. Hal tersebut yang kini menjadi perbincangan dan renungan bagi orang yang akan menikah ketika punya anak harus mempersiapkan mental dan bukan hanya tentang ekonomi atau finansial.
Mengenai 7 kebiasaan anak Indonesia hebat, jika ini bisa efektif dan dilakukan secara jujur dan ikhlas dengan kesadaran sendiri itu lebih baik. Namun jika tanpa reward dan punishment memang untuk beberapa anak yang susah diberikan nasehat memang selalu harus dipancing dengan sesuatu yang bisa membuatnya ketergantungan jika tanpa kesadaran dari dalam diri. Berbicara tentang kesadaran diri, bagaimana mungkin bisa dilakukan dengan semudah itu? tentu ada proses yang harus dijalani dan hanya pengalaman yang akan membuat kesadaran itu muncul.
Ketika seorang anak meniru kebiasaan baik dari orang dewasa dan orang dewasa itu membuat kesalahan, maka bisa dipastikan bahwa anak akan bisa membalikan setiap perkataan orang dewasa itu dan tidak lagi mempercayai orang dewasa itu karena perilaku dan perkataannya tidak sesuai atau tidak selaras.
Posting Komentar